Source anomalyperchance.tumblr |
Anda pasti mengerti apa yang saya maksud. Ketika panah cinta ter tancap, Anda seperti orang yang merasuki tanpa memandang itu kasus cinta monyet, cinta bertepuk sebelah tangan, cinta berbalas, cinta lokasi, atau cinta-cintaan lainnya.
Seluruh tubuh direndam oleh berbagai hormon kimia yang bukan saja menyenangkan, namun juga membuat Anda terlihat tidak seperti biasanya.
Lauren Slater, seorang peneliti yang menulis di majalah National Geographic, menjelaskan bahwa orang yang mengalami jatuh cinta memiliki kandungan biokimia yang serupa dengan orang yang menderita gangguan Obsesif Kompulsif (dikenal dengan istilah OCD).
Cinta dianggap dapat membuat seorang yang sehat jadi bertingkah seolah memiliki penyakit Patologis.
Sekedar gambaran, jika Anda tidak tahu apa itu penyakit OCD, ingat-ingatlah perilaku Nicholas Cage di film Matchstick Men, Jack Nicholson di film As Good As It Gets, Tony Shalhoub dalam film Monk, atau Leonardo diCaprio dalam The Aviator.
Animation source by Bustle |
1. Cinta mengaktifkan area di dalam otak yang terhubung dengan kenikmatan dan memicu dopamine sehingga seseorang mengalami energi yang intens, fokus meningkat, berhalusinasi, kecerobohan, dan keriangan yang tidak beralasan.
2. Orang yang mengalami jatuh cinta dan OCD memiliki tingkat serotonin 40% lebih rendah daripada orang normal, dan keduanya bisa dihentikan dengan mengkonsumsi Prozac, Paxil, Aurorix, dan obat anti-depresan lainnya. Ini adalah sesuatu yang sangat menarik seperti: keriangan, kebahagiaan dan kegilaan asmara Anda bisa dibilang sebagai salah satu bentuk depresi!
3. Secara biologis, perasaan jatuh cinta itu perlahan-lahan memudar karena otak kita setelah sekian lama mengadaptasikan diri dengan cekokan dopamine sehingga tidak se-sensitif sebelumnya. Ini sama seperti sebagian orang yang sudah terbiasa minum alkohol lama-kelamaan semakin kebal dan mampu bertahan minum tanpa jadi mabuk.
4. Dr. Frank Tallis menuliskan dalam majalah The Psychologist bahwa mabuk cinta merupakan hal yang serius. Gejala-gejala nya seperti hypomania, mood yang melayang, terlalu murah hati, depresi, mudah menangis, susah tidur, kehilangan konsentrasi, sakit perut, kehilangan nafsu makan, pusing, dan mudah linglung.
5. Sebegitu seriusnya gangguan karena jatuh cinta, Dr. Alex Gardner, seorang psikolog klinis dari British Psychological Society, menyatakan demikian,
“You can get into a state of despair and hopelessness. Hopelessness is like a pit… when you are in it, it is very hard to get out.You have no vision and there is no way forward that you can see. You find yourself in such a state of despair that you just curl up and die. People in any stage of love (lust, romantic or long-term) can experience love sickness.“
6. Cinta beroperasi di Ventral Pallidum, atau pusat area kenikmatan di dalam otak, sekaligus bagian yang aktif ketika seseorang menikmati candu. Dicampur dengan cipratan hormon-hormon tubuh lainnya, muncullah gangguan yang mengakibatkan seseorang kecanduan dengan kekasih hatinya. Dan ketika tidak mendapatkan balasan cinta, maka ia akan bertingkah sama seperti seorang pecandu yang kesakitan mencari-cari obatnya.
Jadi, bila Anda merasa seperti orang gila saat jatuh cinta, ya memang karena kenyataannya seperti itu.
Selamat menikmati kegilaan Anda!